Ada banyak faktor yang bisa mengganggu bahkan menyebabkan turunnya
libido atau gairah bercinta. Selain faktor psikologis dan fisiologis,
asupan yang Anda konsumsi pun bisa berpengaruh. Bukan hanya makanan,
tapi juga obat-obatan. Karena itu, perhatikan efek samping setiap obat
yang dikonsumsi. Berikut lima jenis obat-obatan yang berpotensi
menurunkan gairah bercinta.
- Pil tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat merusak kehidupan seks dengan mempengaruhi aliran darah ke penis dan vagina akibat penyempitan arteri. Obat-obatan seperti diuretik, beta blockers, ACE inhibitor, angiotensin-receptor blocker, dan calcium-channel blockers, yang biasa diminum untuk mengontrol tekanan darah tinggi secara signifikan mengurangi gairah seks dan juga menyebabkan disfungsi ereksi.
Obat tersebut juga mengurangi denyut jantung dan aliran darah, sehingga tidak banyak darah yang sampai ke alat kelamin. Namun, jangan menghentikan obat itu tanpa persetujuan dokter, agar kehidupan seks normal. Ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter jantung Anda tentang efek samping yang dialami. Obat yang tepat untuk disfungsi ereksi, bisa memecahkan masalah tanpa menghentikan konsumsi obat antihipertensi.
- Pil kontrasepsi. Obat ini mengubah keseimbangan hormon wanita dengan menurunkan sekresi hormon yang disebut androgen (termasuk testosteron). Testosteron bertanggung jawab untuk libido pada pria dan wanita, serta berdampak langsung pada tingkat kesenangan pada pengalaman selama hubungan seksual. Bicarakan dengan dokter yang mungkin dapat menyarankan alternatif kontrasepsi. Beberapa wanita menemukan gairah seks mereka kembali setelah beralih ke metode kontrasepsi yang berbeda seperti kondom, misalnya.
- Pil antidepresan. Depresi membuat kita kehilangan minat dalam kegiatan yang menyenangkan, termasuk seks. Antidepresan membantu mengangkat suasana hati dan mengurangi gejala depresi, namun menyingkirkan seks. Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa mereka yang meminum antidepresan memiliki libido yang rendah karena kurangnya produksi testosteron. Antidepresan terbukti menekan sistem saraf simpatik, yang memfasilitasi aliran darah ke daerah genital. Namun, tidak semua antidepresan mengganggu kehidupan seks. Karena itu, Anda bisa membicarakkannya dengan dokter bila obat antidepresan yang diminum menimbulkan efek samping gairah seksual.
- Obat untuk rambut rontok. Berhati-hati jika meminum obat untuk mengatasi rambut rontok, karena dapat membunuh gairah bercinta. Sebuah penelitian menemukan, bahwa 94 persen pria yang mengonsumsi obat rambut rontok, hasrat seksualnya menurun, sementara 92 persen menderita disfungsi ereksi, dan 69 persen kesulitan orgasme.
- Obat-obatan untuk flu. Sebuah penelitian menyebutkan, bahwa pria menghadapi risiko testosteron rendah hingga lima kali lebih besar . Antihistamin, obat flu, juga peredam libido terkenal. Mereka membantu meringankan alergi Anda, tapi mengganggu kehidupan bercinta. Obat ini dapat menyebabkan penurunan sementara dalam gairah seks Anda.
- Pil tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi dapat merusak kehidupan seks dengan mempengaruhi aliran darah ke penis dan vagina akibat penyempitan arteri. Obat-obatan seperti diuretik, beta blockers, ACE inhibitor, angiotensin-receptor blocker, dan calcium-channel blockers, yang biasa diminum untuk mengontrol tekanan darah tinggi secara signifikan mengurangi gairah seks dan juga menyebabkan disfungsi ereksi.
Obat tersebut juga mengurangi denyut jantung dan aliran darah, sehingga tidak banyak darah yang sampai ke alat kelamin. Namun, jangan menghentikan obat itu tanpa persetujuan dokter, agar kehidupan seks normal. Ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter jantung Anda tentang efek samping yang dialami. Obat yang tepat untuk disfungsi ereksi, bisa memecahkan masalah tanpa menghentikan konsumsi obat antihipertensi.
- Pil kontrasepsi. Obat ini mengubah keseimbangan hormon wanita dengan menurunkan sekresi hormon yang disebut androgen (termasuk testosteron). Testosteron bertanggung jawab untuk libido pada pria dan wanita, serta berdampak langsung pada tingkat kesenangan pada pengalaman selama hubungan seksual. Bicarakan dengan dokter yang mungkin dapat menyarankan alternatif kontrasepsi. Beberapa wanita menemukan gairah seks mereka kembali setelah beralih ke metode kontrasepsi yang berbeda seperti kondom, misalnya.
- Pil antidepresan. Depresi membuat kita kehilangan minat dalam kegiatan yang menyenangkan, termasuk seks. Antidepresan membantu mengangkat suasana hati dan mengurangi gejala depresi, namun menyingkirkan seks. Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa mereka yang meminum antidepresan memiliki libido yang rendah karena kurangnya produksi testosteron. Antidepresan terbukti menekan sistem saraf simpatik, yang memfasilitasi aliran darah ke daerah genital. Namun, tidak semua antidepresan mengganggu kehidupan seks. Karena itu, Anda bisa membicarakkannya dengan dokter bila obat antidepresan yang diminum menimbulkan efek samping gairah seksual.
- Obat untuk rambut rontok. Berhati-hati jika meminum obat untuk mengatasi rambut rontok, karena dapat membunuh gairah bercinta. Sebuah penelitian menemukan, bahwa 94 persen pria yang mengonsumsi obat rambut rontok, hasrat seksualnya menurun, sementara 92 persen menderita disfungsi ereksi, dan 69 persen kesulitan orgasme.
- Obat-obatan untuk flu. Sebuah penelitian menyebutkan, bahwa pria menghadapi risiko testosteron rendah hingga lima kali lebih besar . Antihistamin, obat flu, juga peredam libido terkenal. Mereka membantu meringankan alergi Anda, tapi mengganggu kehidupan bercinta. Obat ini dapat menyebabkan penurunan sementara dalam gairah seks Anda.
EmoticonEmoticon